Bak mengukir
mimpi di kanvas Langit
Kuukir kau dalam
ingatanku
Tak sesentipun
dari detail tubuhku terlewatkan
Mulai dari
matamu yang sayu,
Bibirmu yang
laksana lautan madu
Lentik jemari
indahmu seumpama dawai-dawai biola
Atau ranum tubuhmu
yang merebak mawar
Kita pernah
berpaut satu sama lain
Pada suatu masa
yang hanya ada aku dan k au
Kitapun pernah
menghunuskan layar berbiduk
Berlayar melintasi
samudera asmara beriak-riak ombak
Hingga berhenti
pada satu dermaga yang tak seorangpun tahu
Akhirnya, pesona
itu runtuh tak ubahnya pilar-pilar kokoh Yunani
Merebak lara
berarak-arak menyelimuti ruang di hati
Kini nampan tak
lagi berisi seperti sediakala
Menyisahkan puing-puing
cerita semalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar